kumpulan cerita dewasa

kumpulan cerita dewasa , adult video, dari berbagai sumber

Anakku Dita

Anakku Dita Cerita Seks sedarah Mama Anak

Anakku Dita sangat tersinggung atas perlakuan ayahnya, karena dia menyaksikan aku ditampar. Juga anak gadisku Dina. Aku emnangis tersedu mengambil simpati anak-anakku. Suamiku pun pergi malam itu juga.
Besoknya aku ke rumah sakit dan menemui sahabatku seorang bidan kepala di rumah sakit itu, untuk melepaskan spiral KB yang aku pakai selama 13 tahun. Dengan lega aku kembali ke rumah. Hanya ada satu cara untuk minta cerai atau diceraikan, yakni aku harus hamil. Sudah setahun lebih suamiku tak pernah lagi menyetubuhiku. Tapi siapa laki-laki yang akan menghamiliku? Usiaku sudah 38 tahun, mana mungkin ada laki-laki yang mau menggauliku. Karena aku terlalu sibuk, aku lupa menjaga dan merawat tubuh dan wajahku.
“Mama masih sedih?” kata Dita. Aku tersenyum pahit. Dita mengerti kalau senyumku membuatnya sedih.
“Kalau Mama cerai, Dita mau ikut siapa?” aku to the point.
“Aku ikut mama,” kata Dita.
“Aku juga,” kata Dina. Aku tersenyum. Akhirnya Dita dan Dina menyarankan, agar aku minta cerai dan berupaya untuik bercerai sajadari papa mereka.
Begitu Dita masuk ke kamarnya, aku ajak Dita duduk menonton TV, saat papanya pergi lagi menggila dan pasti cari perempuan serta mabuk-mabukan. Kurangkul Dita, sembari menatap kepergian suamiku. Dita pun membalas pelukanku. Dan… tubuhku bergetar saat kulitku dan kulit Dita bersentuhan. Adagetaran halus dalam diriku.
“Mama harus hamil, kalau mau bercerai denganpapamu,” kataku.
“Ya.. hamil saja Ma, biar cepat cerai. Agar setan itu tau rasanya tidak punya mama,” Dita geram.
“Tapi mama siapa yang hamili? Mana bisa mama hamil sendiri kalau tak ada laki-laki yang menghamili?” sungutku pada diri sendiri. Menurutku aku harus selingkuh dan hamil. Dengan selingkuh, pasti suamiku akan menceraikan aku dan ada alasan dia menceraikanku dengan kuat. Aku tau selama ini dia segan pada keluargaku, karean modal pertamanya, berasal dari ayah dan ibuku.
“Harus ada laki-laki?” Dita pun berkata seperti pada dirinya sendiri. Aku menatapnya. dengan lembut.
“Dita kan laki-laki, Ma?” Dita menyebut dirinya sendiri. AKu terkejut. Ya. Dita anakku laki-laki. Dia bisa menghamiliku. Tapi…
“”Boleh Dita menghamili Mama? Boleh dong Ma, biat cepat cerai. Dita gak tahan mama tersiksa terus,” katanya manja.” Aku tak menjawab. Sejuta gundah berseliweran dalam benakku.
“Apa Dita yakin, mau menghamili mama?”
“Yakin ma. Dita siap menghamili mama.” Kupeluk dia dengan kasih sayangku. Anakberusia 16 tahun, mampukan menghamili diriku? Tapi Dita kan sudah punya sperma. Hamil… hamil… hamil… itulah yang ada dalam benakku. Lagi kupeluk Dita dan perlahan aku mengecup bibirnya. Kami berciuman. Dita demikian pintar berciuman. Akhirnya aku mengetahuinya, kalau dia sering berciuman dengan pacarnya. Kami pun lupa diri dan terus berciuman. KUarahkan Dita mengelus buah dadaku. Sampai akhirnya aku mengajaknya ke dalam kamarku. Aku emmeriksa dulu kamar Dina, Aku melihatnya sudah tertidur pulas. Aku pun mendatangi kamarku dan melihat Dita dududk di sudut ranjangku. Setelah kukunci kamar tidur, akumelepas semua pakaianku. Sampai aku telanjang bulat. Aku ingin meyakinkan Dita, apakah dia sudah siap menghamili diriku.

Dita memandangi tubuhku yang telanjang dan perlahan bangkit dari duduknya. Dita pun melepas pakaiannya. Tanpa basa basi, aku melihat kontolnya yang besar dan keras. Di dekatintya diriku dan memelukku sembari berbisik, aku juga sudah lama menginginkan Mama. Aku ingin kita punya anak, katanya sembari mengecup bibirku. Kami berciuman.
“Dita harus menghamili, Mama,” kataku.
“Ya. Mama harus hamil. Harus.”
Kami berpelukan lagi dan saling memagut. Aku merasakan kontolnya yang keras mengelus-elus bulu vaginaku. Tangan Dita mengelus-elus vaginaku dan meraba klitorisku. Vaginaku langsung basah karean sudah lama tidak merasakan elusan seperti itu.

“Ayo sayang, kita ke tempat tidur. Mama harus hamil,” kataku. Kubimbing Dita ke tempat tidur. Aku menelentang. Dita menciumi bebeirku, leherku, perutku sampai ke selangkanganku.
“Apa Dita yakin menjilat memek Mama?” tanyaku berbisik. Dita diam saja, Ujung lidahnya sudah memulas-mulas bibir vaginaku. AKu menikmatinya. Lagi-lagi ujung lidahnya sudah menyusup jauh ke dalam vaginaku. Aku menggelinjang. Aku menjepit kepalanya dan meremas rambutnya. Aku sudah hampir sampai pada titik kulminasi nikmatku.

“Ayo sayang, naiku mama,” pintaku. Dita menaiki tubuhku. Kukangkangkan kedua kakiku dan Dita menusuk lubangku. KOntolnya yang keras itu menyusupi liang vaginaku dan aku merasakan hangatnya batang kontol Dita.

Dita mulai memompanya dari atas dan aku mengimbanginya dari bawah. Aku mengelus-elus punggungnya denganlembut dan kuarahkan mulutnya mengisap tetekku. Aku semakin menggelinjang dan nikmat. Kami begitu intens dalam melakukannya. Ah… Dita menekan jauh kontolnya ke dalam memekku dan aku menjepit kakinya untuk mengejar nikmatku. Kami saring berangkulan erat dan aku merasakan semburan sperma hangat di dalam liang vaginaku. Dita melepaskan spermanya dengan deras beberapa kali. Aku berani sumpah, baru pertama kali ini pula aku merasakan orgasme, selama bersetubuh. Dengan suamiku sendiri aku tak pernah merasakan orgasme dan kenikmatan seperti ini.

Kami saling berangkulan.
Benar saja, dua bulan kemudian aku membawa hasil planotes dari laboratorium menyatakan aku positif hamil. Aku tunjukkan pada suamiku. Suamiku marah besar. Aku katakan, kalau dia menyetubuhiku saat dia mabuk, dan dia tidak sadar. Tapi suamiku memang bukan orang yang mudah dikelabui. Dia tetap berkeras menuduhku berselingkuh. Dengan amarah dia melafaskan kata:” KUceraikan kau!” dihadapan Dita dan Dina.
Suamiku mengemasi semua pakaiannya dan dengan gagah diamengatakan, ambil rumah ini untukmu. Kemudian dia bertanya pada Dita, kalau Dita mau ikut siapa? Dengan tegas Dita mengatakan, dia ikut aku. Dita merasa tersingung juga, kenapaaku tidak mengatakan, kalau dia yang menghamili diriku. Dina juga menjawab tegas, kalau dia ikut aku.

Akhirnya, suamiku mengatakan, dia akan mengirimkan uang masing-masing sepuluh juta perorang per tahun. Lalu suamiku pun meninggalkan kami bertiga. Begitu suamiku meninggalkan aku dengan tiga koper pakaian dan surat-surat penting lainnya, aku tersenyum pada Dita. Dita membalas senyumku. DIna pun ikut-ikutan tersenyum.
Sejak itu, kami makin bebas bersetubuh dan menikmati kenikmatan. Delapan bulan kemudian, aku melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dengan isak tangisnya yang nyaring. Begitu Dita dan Dina membesukku setelah kembali dibawa ke ruang VIP, Dina memberikan kecupan pada pipi kiri dan kanan. Saat Dita… dia mengecup bibirku denganmesra. Untung Dita tak mengerti arti kecupan dita,

“anakku laki-laki kan mah?”.tanyanya,aku mengangguk dengan senyum. Delapan bulan kemudian, aku melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dengan isak tangisnya yang nyaring. Begitu Dita dan Dina membesukku setelah kembali dibawa ke ruang VIP, Dina memberikan kecupan pada pipi kiri dan kanan. Saat Dita… dia mengecup bibirku denganmesra. Untung Dita tak mengerti arti kecupan dita,
“anakku laki-laki kan mah?”.tanyanya,aku mengangguk dengan senyum.

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Anakku Dita"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top